15 Mei 2011

Kota Palu harus malu menjadi Ibu Kota Negara Indonesia


Kota Palu

Sampai hari ini masih terngiang di telinga tentang kabar Kota Palu yang diusulkan menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia sebagai pengganti Kota Jakarta yang sudah sesak sempit oleh Industri dan warga pendatang yang nekad beradu nasib.
Berita ini mengundang opini-opini pejabat tentang kesiapan Kota Palu menghadapi tantangan yang sangat fenomenal ini, jelas semua warga menyambutnya dengan suka, sebab strategis wilayah Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu tepat berada di pusat wilayah Negara Indonesia seperti imbuh seorang Anggota DPRD Sulteng dari Fraksi Golkar yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi II itu. Sambutan hangat juga dilontarkan oleh Akademisi Universitas Tadulako Fatur Rahman Mansyur, mengatakan bahwa Kota Palu yang mempunyai landscape lengkap dengan structure pantai, gunung dan daratan yang sangat luas menjadikan Kota Palu pantas untuk menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.
Semua berpendapat siap dan bisa untuk diwujudkan, namun dari sekian banyaknya opini pejabat maupun masyarakat tak satupun terlontar tentang dampak berpindahnya Ibu Kota Negara, mengapa ?... sebab semua masyarakat Kota Palu sangat menginginkan perubahan Kota Palu agar menjadi kota yang berkembang seperti kota-kota lain yang ada di Indonesia.
Pernahkah terlintas dibenak kita bahwa kecemburuan social yang global akan timbul di Negara kita akibat berpindahnya Ibu Kota Negara, politik local yang akan mempengaruhi kebijakan politik nasional tidak bisa dipungkiri akan menjadi sebab dari kecemburuan-kecemburuan itu. Dari sinilah akan timbul rasa sukuieme yang ekstrim, hukum jawa akan tetap menjadi hukum jawa, hukum Sulawesi akan menjadi hkum Sulawesi dan begitu seterusnya hingga dapat menghilangkan falsafah Bhineka Tunggal Ikha.
Semua daerah di Indonesia sepertinya menyatakan siap untuk menjadi Ibu Kota Negara dan tidak terkecuali Irian yang berada di kilometer nol Indonesia bagian timur. Masih banyak dampak yang akan ditimbul akibat berpindahnya Ibu kota Negara, lalu mengapa para pemimpin tidak berpikir untuk lebih mengkondusifkan wilayah yang sudah menjadi Ibu Kota Negara, apakah ini pertanda pengaruh politik local yang begitu besar saat ini, atau memang negara kita harus berpisah karena kejenuhan daerah yang belum berkembang atau mungkin karena keserakahan komunitas tertentu ?...

Sudah siapkah Kota Palu ?...
Salah satu alasan para pejabat Sulteng mengatakan Kota Palu siap untuk dijadikan Ibu Kota Negara adalah disebabkan Kota Palu yang tergolong dalam kategori daerah yang belum berkembang dan tertinggal.
Benarkah alasan ini ?... seharusnya kita sebagai orang palu merasa malu dengan pengakuan seperti ini, mengapa ?...  Apakah hanya dengan menjadi Ibu Kota Negara lantas Kota Palu akan berkembang dan bisa menyamai rekor daerah lain ?...  Hal ini seharusnya menjadi salah satu indikasi jatuhnya Kota Palu pada kriteria calon Ibu Kota Negara, bukan karena Sumber Daya Manusia di Kota Palu yang masih minim tapi niat  berpikir untuk melakukan korupsi yang masih susah untuk dihapus.
Tanpa menjadi Ibu Kota Negara, Kota Palu bisa berkembang dan maju, jika para koruptor Kota Palu sadar, malu dan mau merubah perbuatannya.

Natuvu.com